Sabtu, 15 Desember 2012

MAGELANG de TUIN van JAVA


Tahun 2012 sosialisasi Magelang Kota Sejuta Bunga...dan mulai tahun 2013 dimulai pembuatan taman - taman bunga...salah satunya di depan RS. Dr Soerojo...selain ditanami bunga juga diberi hiasan lampu bunga..bahkan pohon palem pun ikut dihias .....




__________________

### MAGELANG de TUIN van JAVA ###
Magelang Tamannya Pulau Jawa

Sumber :
http://www.skyscrapercity.com/showthread.php?p=98145999

Parade Sejuta Bunga Kota Magelang


Ribuan warga magelang tumpah ruah memenuhi jalan-jalan utama pada Mingu, 15 Juli 2012. Sejak pukul 12.00 masyarakat sudah berjubel di sepanjang Jalan Ahmad Yani, Jl Pemuda, Jl Tidar dan Jl Tentara Pelajar. Peluh berjatuhan seiring sengatan matahari yang begitu terik siang itu. Namun masyarakat masih tetap semangat menanti para peserta parade. Pukul 13.00 peserta parade mulai diberangkatkan dari kompleks lapangan Rindam. Lebih kurang seratusan peserta parade yang terdiri dari mobil hias perwakilan instansi pemerintahan dan swasta, sekolah-sekolah di Magelang dan group kesenian mulai bergerak menuju panggung kehormatan di alun-alun timur. Disana sudah menunggu Bp Walikota, Wakil Walikota, jajaran Muspida, dan para tamu undangan lainnya.
Panggung Kehormatan Parade Sejuta Bunga
Panggung Kehormatan Parade Sejuta Bunga
Event ini pada awalnya adalah hajatan pribadi sebuah Toko Emas yang berencana akan mengundi kupon hadiah tahunan para pelanggan toko. Namun karena event ini seiring sejalan dengan misi dan tagline baru Magelang, yaitu Kota Sejuta Bunga, maka event ini mendapatkan dukungan penuh dari pihak pemerintah kota yang juga ingin mensosialisasikan gerakan “Magelang Sejuta Bunga” kepada masyarakat secara langsung melalui parade ini.
Kontingen SMP N 2 Magelang di Parade Sejuta Bunga
Kontingen SMP N 2 Magelang
Dimeriahkan juga oleh 5 Putri Indonesia yang datang jauh-jauh dari Jakarta. Mereka duduk cantik diatas mobil hias sambil terus tersenyum kepada masyarakat yang setia menunggu. Lambaian tangan khas ajang beauty pageant sepertinya sudah menjadi trademark para putri ini (ala² robot) #eh. Dibelakangnya diiringi mobil hias peserta lain yang tak kalah unik. Namun tak jarang ada juga mobil hias yang terkesan asal-asalan tampilannya. Maklum saja untuk membuat mobil hias seperti ini dibutuhkan biaya yang tidak sedikit dan proses pembuatan memakan waktu berhari-hari. Peserta parade group kesenian yang berjalan kaki juga tak kalah semangat meski di sinar matahari terasa sangat terik kala itu. Tapi yaaa lumayan lah, jadi hiburan gratis untuk masyarakat luas.
Mobil Hias SMK N 3 Magelang Parade Sejuta Bunga
Mobil Hias SMK N 3 Magelang
Notes: 
Event-event seperti parade, karnaval, festival atau apalah namanya, pada dasarnya memang bagus untuk menumbuhkan kreatifitas masyarakat, promosi pariwisata dan potensi daerah, memupuk jiwa seni, optimalisasi kegiatan ekonomi masyarakat kecil dan tentunya merupakan salah satu upaya melestarikan budaya dan tradisi yang ada. Namun, apabila dalam pelaksanaanya ternyata “pesan moral” yang ingin disampaikan tidak tersampaikan dan malah menimbulkan efek negatif tentu malah akan menjadi bumerang. (kok malah jadi ribet gini bahasanya ya? hehe) Gini contoh nyatanya: Pada saat acara berlangsung, ribuan orang tumpah ruah di sepanjang jalanan. Mereka menikmati parade/karnaval sambil makan snack/cemilan dan parahnya sebagian besar dari mereka membuang sampah plastik secara sembarangan di jalan. Oke fine, kalau niatnya mau campaign/sosialisasi ke masyarakat luas akan sebuah misi positif. Tapi apalah artinya jika selama acara berlangsung, masyarakat berdesakan berebut tempat terbaik untuk melihat peserta parade tanpa menghiraukan dimana mereka berdiri. Taman-taman kota, tanaman-tanaman hias nan cantik di sepanjang pinggir jalan diinjak-injak dengan tanpa merasa bersalah, dan pada akhir acara sampah berserakan dimana-mana. Ironis
Prihatin dong dengan kondisi seperti ini. Kaya hanya hura-hura sesaat & tidak banyak hal positif yang didapat masyarakat setelah event selesai digelar. Bayangkan bagaimana beratnya para petugas kebersihan yang harus menyapu jalanan agar terlihat bersih lagi sesegera mungkin. Sungguh, sebenarnya merekalah pahlawan tanpa tanda jasa. Memang tidak mudah mengatur ribuan orang yang menonton. Hanya kesadaran bersama dari masyarakat akan kecintaan pada lingkungan sekitar yang bisa merubah situasi yang selalu berulang ini.
Postingan dalam “notes” ini tidak ditujukan kepada pihak manapun, karena kondisi seperti ini terjadi dimanapun di kota-kota tempat berlangsungnya sebuah event. I’m not blaming. Hanya sebentuk kegelisahan rakyat kecil yang mencoba peduli lingkungan sekitar.



Sumber :
http://fahmianhar.wordpress.com/2012/07/16/parade-sejuta-bunga-kota-magelang/

Parade Sejuta Bunga Kota Magelang


Ribuan warga magelang tumpah ruah memenuhi jalan-jalan utama pada Mingu, 15 Juli 2012. Sejak pukul 12.00 masyarakat sudah berjubel di sepanjang Jalan Ahmad Yani, Jl Pemuda, Jl Tidar dan Jl Tentara Pelajar. Peluh berjatuhan seiring sengatan matahari yang begitu terik siang itu. Namun masyarakat masih tetap semangat menanti para peserta parade. Pukul 13.00 peserta parade mulai diberangkatkan dari kompleks lapangan Rindam. Lebih kurang seratusan peserta parade yang terdiri dari mobil hias perwakilan instansi pemerintahan dan swasta, sekolah-sekolah di Magelang dan group kesenian mulai bergerak menuju panggung kehormatan di alun-alun timur. Disana sudah menunggu Bp Walikota, Wakil Walikota, jajaran Muspida, dan para tamu undangan lainnya.
Panggung Kehormatan Parade Sejuta Bunga
Panggung Kehormatan Parade Sejuta Bunga
Event ini pada awalnya adalah hajatan pribadi sebuah Toko Emas yang berencana akan mengundi kupon hadiah tahunan para pelanggan toko. Namun karena event ini seiring sejalan dengan misi dan tagline baru Magelang, yaitu Kota Sejuta Bunga, maka event ini mendapatkan dukungan penuh dari pihak pemerintah kota yang juga ingin mensosialisasikan gerakan “Magelang Sejuta Bunga” kepada masyarakat secara langsung melalui parade ini.
Kontingen SMP N 2 Magelang di Parade Sejuta Bunga
Kontingen SMP N 2 Magelang
Dimeriahkan juga oleh 5 Putri Indonesia yang datang jauh-jauh dari Jakarta. Mereka duduk cantik diatas mobil hias sambil terus tersenyum kepada masyarakat yang setia menunggu. Lambaian tangan khas ajang beauty pageant sepertinya sudah menjadi trademark para putri ini (ala² robot) #eh. Dibelakangnya diiringi mobil hias peserta lain yang tak kalah unik. Namun tak jarang ada juga mobil hias yang terkesan asal-asalan tampilannya. Maklum saja untuk membuat mobil hias seperti ini dibutuhkan biaya yang tidak sedikit dan proses pembuatan memakan waktu berhari-hari. Peserta parade group kesenian yang berjalan kaki juga tak kalah semangat meski di sinar matahari terasa sangat terik kala itu. Tapi yaaa lumayan lah, jadi hiburan gratis untuk masyarakat luas.
Mobil Hias SMK N 3 Magelang Parade Sejuta Bunga
Mobil Hias SMK N 3 Magelang
Notes: 
Event-event seperti parade, karnaval, festival atau apalah namanya, pada dasarnya memang bagus untuk menumbuhkan kreatifitas masyarakat, promosi pariwisata dan potensi daerah, memupuk jiwa seni, optimalisasi kegiatan ekonomi masyarakat kecil dan tentunya merupakan salah satu upaya melestarikan budaya dan tradisi yang ada. Namun, apabila dalam pelaksanaanya ternyata “pesan moral” yang ingin disampaikan tidak tersampaikan dan malah menimbulkan efek negatif tentu malah akan menjadi bumerang. (kok malah jadi ribet gini bahasanya ya? hehe) Gini contoh nyatanya: Pada saat acara berlangsung, ribuan orang tumpah ruah di sepanjang jalanan. Mereka menikmati parade/karnaval sambil makan snack/cemilan dan parahnya sebagian besar dari mereka membuang sampah plastik secara sembarangan di jalan. Oke fine, kalau niatnya mau campaign/sosialisasi ke masyarakat luas akan sebuah misi positif. Tapi apalah artinya jika selama acara berlangsung, masyarakat berdesakan berebut tempat terbaik untuk melihat peserta parade tanpa menghiraukan dimana mereka berdiri. Taman-taman kota, tanaman-tanaman hias nan cantik di sepanjang pinggir jalan diinjak-injak dengan tanpa merasa bersalah, dan pada akhir acara sampah berserakan dimana-mana. Ironis
Prihatin dong dengan kondisi seperti ini. Kaya hanya hura-hura sesaat & tidak banyak hal positif yang didapat masyarakat setelah event selesai digelar. Bayangkan bagaimana beratnya para petugas kebersihan yang harus menyapu jalanan agar terlihat bersih lagi sesegera mungkin. Sungguh, sebenarnya merekalah pahlawan tanpa tanda jasa. Memang tidak mudah mengatur ribuan orang yang menonton. Hanya kesadaran bersama dari masyarakat akan kecintaan pada lingkungan sekitar yang bisa merubah situasi yang selalu berulang ini.
Postingan dalam “notes” ini tidak ditujukan kepada pihak manapun, karena kondisi seperti ini terjadi dimanapun di kota-kota tempat berlangsungnya sebuah event. I’m not blaming. Hanya sebentuk kegelisahan rakyat kecil yang mencoba peduli lingkungan sekitar.



Sumber :
http://fahmianhar.wordpress.com/2012/07/16/parade-sejuta-bunga-kota-magelang/

Parade Sejuta Bunga Kota Magelang


Ribuan warga magelang tumpah ruah memenuhi jalan-jalan utama pada Mingu, 15 Juli 2012. Sejak pukul 12.00 masyarakat sudah berjubel di sepanjang Jalan Ahmad Yani, Jl Pemuda, Jl Tidar dan Jl Tentara Pelajar. Peluh berjatuhan seiring sengatan matahari yang begitu terik siang itu. Namun masyarakat masih tetap semangat menanti para peserta parade. Pukul 13.00 peserta parade mulai diberangkatkan dari kompleks lapangan Rindam. Lebih kurang seratusan peserta parade yang terdiri dari mobil hias perwakilan instansi pemerintahan dan swasta, sekolah-sekolah di Magelang dan group kesenian mulai bergerak menuju panggung kehormatan di alun-alun timur. Disana sudah menunggu Bp Walikota, Wakil Walikota, jajaran Muspida, dan para tamu undangan lainnya.
Panggung Kehormatan Parade Sejuta Bunga
Panggung Kehormatan Parade Sejuta Bunga
Event ini pada awalnya adalah hajatan pribadi sebuah Toko Emas yang berencana akan mengundi kupon hadiah tahunan para pelanggan toko. Namun karena event ini seiring sejalan dengan misi dan tagline baru Magelang, yaitu Kota Sejuta Bunga, maka event ini mendapatkan dukungan penuh dari pihak pemerintah kota yang juga ingin mensosialisasikan gerakan “Magelang Sejuta Bunga” kepada masyarakat secara langsung melalui parade ini.
Kontingen SMP N 2 Magelang di Parade Sejuta Bunga
Kontingen SMP N 2 Magelang
Dimeriahkan juga oleh 5 Putri Indonesia yang datang jauh-jauh dari Jakarta. Mereka duduk cantik diatas mobil hias sambil terus tersenyum kepada masyarakat yang setia menunggu. Lambaian tangan khas ajang beauty pageant sepertinya sudah menjadi trademark para putri ini (ala² robot) #eh. Dibelakangnya diiringi mobil hias peserta lain yang tak kalah unik. Namun tak jarang ada juga mobil hias yang terkesan asal-asalan tampilannya. Maklum saja untuk membuat mobil hias seperti ini dibutuhkan biaya yang tidak sedikit dan proses pembuatan memakan waktu berhari-hari. Peserta parade group kesenian yang berjalan kaki juga tak kalah semangat meski di sinar matahari terasa sangat terik kala itu. Tapi yaaa lumayan lah, jadi hiburan gratis untuk masyarakat luas.
Mobil Hias SMK N 3 Magelang Parade Sejuta Bunga
Mobil Hias SMK N 3 Magelang
Notes: 
Event-event seperti parade, karnaval, festival atau apalah namanya, pada dasarnya memang bagus untuk menumbuhkan kreatifitas masyarakat, promosi pariwisata dan potensi daerah, memupuk jiwa seni, optimalisasi kegiatan ekonomi masyarakat kecil dan tentunya merupakan salah satu upaya melestarikan budaya dan tradisi yang ada. Namun, apabila dalam pelaksanaanya ternyata “pesan moral” yang ingin disampaikan tidak tersampaikan dan malah menimbulkan efek negatif tentu malah akan menjadi bumerang. (kok malah jadi ribet gini bahasanya ya? hehe) Gini contoh nyatanya: Pada saat acara berlangsung, ribuan orang tumpah ruah di sepanjang jalanan. Mereka menikmati parade/karnaval sambil makan snack/cemilan dan parahnya sebagian besar dari mereka membuang sampah plastik secara sembarangan di jalan. Oke fine, kalau niatnya mau campaign/sosialisasi ke masyarakat luas akan sebuah misi positif. Tapi apalah artinya jika selama acara berlangsung, masyarakat berdesakan berebut tempat terbaik untuk melihat peserta parade tanpa menghiraukan dimana mereka berdiri. Taman-taman kota, tanaman-tanaman hias nan cantik di sepanjang pinggir jalan diinjak-injak dengan tanpa merasa bersalah, dan pada akhir acara sampah berserakan dimana-mana. Ironis
Prihatin dong dengan kondisi seperti ini. Kaya hanya hura-hura sesaat & tidak banyak hal positif yang didapat masyarakat setelah event selesai digelar. Bayangkan bagaimana beratnya para petugas kebersihan yang harus menyapu jalanan agar terlihat bersih lagi sesegera mungkin. Sungguh, sebenarnya merekalah pahlawan tanpa tanda jasa. Memang tidak mudah mengatur ribuan orang yang menonton. Hanya kesadaran bersama dari masyarakat akan kecintaan pada lingkungan sekitar yang bisa merubah situasi yang selalu berulang ini.
Postingan dalam “notes” ini tidak ditujukan kepada pihak manapun, karena kondisi seperti ini terjadi dimanapun di kota-kota tempat berlangsungnya sebuah event. I’m not blaming. Hanya sebentuk kegelisahan rakyat kecil yang mencoba peduli lingkungan sekitar.



Sumber :
http://fahmianhar.wordpress.com/2012/07/16/parade-sejuta-bunga-kota-magelang/

Wali Kota Ikrarkan Program Magelang Kota Sejuta Bunga

TRIBUNJOGJA.COM, MAGELANG - Ribuan warga Kota Magelang memadati Alun-alun untuk menyaksikan prosesi Budaya dan Gerebek Gethuk, sekaligus berebut dua gunungan gethuk yang menjadi simbol kota ini, Minggu (15/4). Prosesi tahunan yang disebut pesta rakyat ini merupakan rangkaian kegiatan peringatan hari jadi Kota Magelang yang ke 1106 tahun 2012.

Prosesi Grebeg Gethuk sendiri dimulai pukul 10.45 hingga 11.25, diawali dengan kirab oleh Wali Kota Magelang beserta jajarannya dari Masjid Kauman menuju Alun-alun. Sebelumnya, juga ditampilkan berbagai kesenian tradisional kolosal antaralain Tari Laskar Tidar, Tari Undhuk dan Orkes Klunthung Topeng Ireng. Kemudian disambung dengan upacara peringatan hari jadi menggunakan bahasa Jawa.

Pada tahun lalu, Wali Kota beserta Forum Pimpinan Daerah (Forpimda) dikirab menggunakan kereta kencana yang disewa dari Keraton Yogyakarta, namun untuk tahun ini, prosesi tersebut diganti dengan penampilan Sendratari Mentiasih Dumadine Kutha Magelang.

Dalam kesempatan tersebut, Wali Kota, Ir Sigit Widyonindito juga berikrar dan mencanangkan Kota Magelang sebagai Kota Sejuta Bunga ditandai dengan pemukulan gong. Pemukulan itu juga sekaligus membuka Gerebeg Gethuk. Dua gunungan gethuk yang telah dipersiapkan di depan panggung kehormatan, secara serentak ribuan masyarakat yang hadir langsung berebut gethuk tersebut.

Kepala Disporabudpar Kota Magelang, Edi Wahjanto, mengatakan bahwa prosesi ini memang sekaligus sebagai bentuk pencanangan kota sejuta bunga. Hal itu dapat diketahui selama prosesi, pihak panitia membagikan sekuntum bunga mawar merah kepada tamu undangan, dan seluruh pemain yang terlibat dalam prosesi ini.

“Tadi telah dibacakan Ikrar yang berisi bahwa Kota Magelang sudah mulai masuk tahapan awal atau persiapan menjadi kota sejuta bunga. Jadi mulai hari ini (kemarin_Red) juga, kita sudah mulai bersiap-siap untuk terus maju ke depan,” katanya.

Memang, untuk mencapai target program Kota Sejuta Bunga harus melalui berbagai tahapan -tahapan pembangunan, secara jelas tertuang dalam rencana strategis pada perencanaan pembangunan secara bertahap mulai 2011-2015. Tahap pertama adalah persiapan, kedua pencanangan, pada 2013 pemkot masuk tahap magelang menata dan menghias. Kemudian untuk tahapan selanjutanya, adalah magelang berkesan, sedangkan tahapan terakhir magelang menarik. Pada tahapan ini rencananya akan ada kegiatan Magelang Visit Years 2015.

Edi mengatakan, untuk mencapai program tersebut memang tidak mudah, banyak kendala yang dihadapi. Yaitu peran media massa untuk terus mensosialisasikan arti dari program tersebut. Agar bukan hanya sekadar slogan saja, tapi juga benar-benar menjadi kota yang rapi, bersih, aman dan tertib.

Ia juga menegaskan, bahwa prosesi Budaya Gerebeg Gethuk ini rencananya akan ditetapkan sebagai wisata budaya. Namun yang terpenting adalah masyarakat bisa memahami makna prosesi gerebeg itu sendiri. “Pada saat ada even international hease nanti, kita juga akan upayakan untuk mempromosikannya, dan sasaran kita adalah wisatawan asing,” katanya.

Selain Gerebeg Gethuk, pada Minggu kemarin juga digelar Batik Karnival dan Kirab Budaya. Dalam karnival tersebut, Puteri Indonesia Pariwisata 2011, Andi Tenri Hanum Utari Natassa, atau Andi Natassa didaulat menjadi ikon batik Magelangan ini. Ia memakai busana Batik Magelang dan berdiri di atas sebuah mobil  terbuka yang dihias dengan berbagai macam bunga taman, dan diikuti puluhan peragawati.

“Selama ini kan batik magelang belum begitu populer. Maka dengan menghadirkan Puteri Indonesia ini diharakan nantinya bisa dikenal masyarakat luas,” imbuh Edi Wahjanto.

Dalam proses Batik Karnival dan Kirab Budaya, nampak ribuan masyarakat Magelang memadati sepanjang Jalan yang dilalui.

Peserta kirab budaya sendiri, diikuti oleh sebanyak 29 peserta  dengan jumlah total sebanyak 1.500 orang penampil. Demikian jumlah total dalam kegiatan Prosesi Budaya dan Gerebeg Gethuk yang terlibat sebanyak 2.500 seniman penampil. (Tribun Jogja Edisi Cetak)
Sumber :
http://jogja.tribunnews.com/2012/04/16/wali-kota-ikrarkan-program-magelang-kota-sejuta-bunga

Magelang Kota Sejuta Bunga Baru di Tahun 2015

TRIBUNJOGJA.COM, MAGELANG - Wali Kota Magelang, Sigit Widyonindito menyatakan bahwa slogan yang diterapkan pemerintah kota berupa Kota Sejuta Bunga bukanlah isapan jempol semata. Namun slogan itu ditargetkan baru akan terealisasi pada tahun 2015 mendatang.

Hal itu dinyatakannya saat menghadiri tasyakuran hari jadi Taman Kyai Langgeng ke-25, Selasa (16/10/2012) yang digelar di taman parkir Kepodang komplek obyek wisata tersebut.

"Kota Sejuta Bunga tahun ini baru sosialisasi slogan, tahun depan adalah Berhias, tahun berikutnya Mantap, dan tahun 2015 target Ayo Ke Magelang semuanya sudah siap," katanya.

Ia juga mengatakan, bahwa di tahun 2015 nanti yang ditampilkan bukan sekadar bunga display dan di tempat publik saja tapi juga di berbagai sudut kota.

Sigit juga meminta upaya tersebut dapat dimulai dari sekolah-sekolah dan instansi pemerintahan. Dengan cara menampilkan hal sederhana seperti memperbanyak ornamen bunga di lingkungan masing-masing.

Mantan Kepala DPU ini mengatakan, saat ini ia tidak mempermasalahkan adanya titik-titik tertentu yang menampilkan sponsor untuk menghias kota dengan tanaman bunga. Misalnya di pertigaan shopping center terdapat logo BRI.

"Memang saya akui banyak yang menanyakan terkait slogan Kota Sejuta Bunga ini," ujarnya.

Maka ke depan dirinya akan tetap memanfaatkan setiap sudut kota yang masih terdapat tanah kosong untuk dijadikan taman bunga. Begitu juga di beberapa jalan utama misalnya di samping sepanjang Jalan Soekarno Hatta juga akan ditanami bunga.

"Kalau perlu nanti bisa dilelang untuk lahan-lahan yang kosong itu," kata Sigit.(*)

Sumber :
http://jogja.tribunnews.com/2012/10/16/magelang-kota-sejuta-bunga-baru-di-tahun-2015/

Biaya Pemeliharaan Taman Kota Magelang Diserahkan Perusahaan Swasta




MAGELANG, suaramerdeka.com - Kini saatnya Pemkot Magelang menyerahkan pemeliharaan taman-taman kota kepada perusahaan swasta. Dengan cara itu maka dana pemeliharaan taman yang dianggarkan pada APBD bisa dialihkan untuk kegiatan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Sebenarnya, kata anggota Komisi C DPRD Sriyanto BSc, dilibatkannya perusahaan swasta untuk membiayai pemeliharaan taman sudah pernah dilaksanakan. Seperti Hotel Puri Asri dulu memelihara taman di sepanjang tanggul Kali Kota di Jalan A Yani.

"Sekarang saya tidak tahu siapa yang memelihara taman di tanggul Kali Kota tersebut. Setahu saya, Hotel Puri Asri saat ini diberi tanggung jawab memelihara Taman Cempaka di sepanjang Jalan Cempaka," tutur Ketua DPK PKP Indonesia tersebut.

Bahkan belakangan ini perbaikan dan pemeliharaan Tugu Adipura di Jalan Jenderal Sudirman ditangani Bank BRI Magelang. "Saya berharap ke depan pemeliharaan taman semuanya ditangani perusahaan swasta, termasuk BUMN dan BUMD. Lebih baik lagi jika kebersihan jalan juga melibatkan swasta," ungkapnya tanpa merinci berapa dana APBD untuk pemeliharaan taman-taman tersebut.

Mengenai taman di sepanjang Jalan Sudirman berikut taman di bekas pompa bensin (SPBU) Trunan juga di Jalan Sudirman, Sriyanto menuturkan, akan dilakukan Hotel Atria yang pada bulan ini operasional.

"Itu sebagai kompensasi atas dipotongnya sekitar tujuh pohon di depan hotel tersebut. Saya heran kenapa pemkot mengizinkan tujuh pohon ditebang semua, harusnya cukup tiga pohon. Mengingat ruang terbuka hijau (RTH) Kota Magelang belum mencapai 30 persen sesuai ketentuan pemerintah," tegasnya.

Anggota DPRD dari Fraksi Partai Demokrat itu berharap, ke depan tidak ada lagi pemotongan pohon penghijauan apalagi dalam jumlah banyak. Karena Kota Magelang masih harus menanam banyak pohon agar memenuhi ketentuan RTH 30 persen.

Dia meminta kepada Hotel Atria supaya taman di bekas SPBU Trunan juga ditamani banyak pohon penghijauan. "Selain itu, dilengkapi jalan setapak yang diberi kerikil (batu kecil-red) serta tempat duduk untuk santai," katanya.


http://www.suaramerdeka.com/v1/index...usahaan-Swasta
__________________

Pembangunan Taman Kota Magelang Dianggarkan Rp 2,5 Miliar


MAGELANG, suaramerdeka.com - Pemkot Magelang berupaya ruang terbuka hijau (RTH) pada tahun 2012 bertambah. Untuk itu disediakan anggaran untuk penataan dan pembangunan taman kota sebesar Rp 2,5 miliar.
Kepala Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Tata Kota (DKPTK) Ir Eri Widyo Saptoko MSi mengatakan, dari RTH yang disyaratkan pemerintah sebesar 30 persen, di Kota Magelang baru tersedia 18 persen. Kekurangan harus dipenuhi secepatnya.
Dia menuturkan, tahun 2012 pemkot mendapat bantuan dari Pemprov Jateng untuk pembangunan taman kota sebesar Rp 2 miliar. "Kami juga menganggarkan sekitar Rp 500 juta untuk penataan taman," tuturnya.
Proyek taman kota yang dibangun tahun 2012 meliputi   sepanjang Jalan A Yani, tepatnya di depan Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Prof dr Soerojo hingga Sambung perbatasan Kota dan Kabupaten Magelang. Kemudian Armada Estate, Kebonpolo,  Soka, Monumen Tidar, pembatas Jalan Tidar dan jalan menuju Kyai Langgeng. "Target pembangunan selesai akhir tahun 2012, dan akan berlanjut pada  tahun 2013," ujarnya.
Selain itu, lanjut Eri, tahun 2013 dilakukan penataan taman di sepanjang Jalan Majapahit di pinggiran saluran Progo Manggis. "Untuk penataan taman di Jalan Majapahit perlu koodinasi dengan berbagai pihak. Karena pinggir Kali Manggis masih ditempati pedagang kaki lima," ungkapnya.
Kepala Satpol PP Drs Singgih Indri Pranggana menjelaskan, penataan PKL di sepanjang Jalan Majapahit menjadi prioritas. Saat ini pihaknya bersama instansi terkait sedang mengupayakan tempat relokasi sementara.
Seperti diketahui bangunan PKL itu berdiri di atas lahan milik Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Pemprov Jateng.  Izin penggunaannya habis terhitung 1 Juni 2008.
( Doddy Ardjono / CN26 / JBSM )

Sumber :
http://www.magelangnet.com/waos/pembangunan-taman-kota-magelang-dianggarkan-rp-25-miliar

Taman Kyai Langgeng



Taman Kyai LanggengTaman Kyai Langgeng terletak di jalan Cempaka, hanya 1 Km dari pusat kota Magelang. Berwisata ke taman ini merupakan suatu keasyikan tersendiri. Selain taman yang ditata secara rapi, ternyata banyak sekali tawaran kenikmatan dengan keunikan-keunikan yang dimiliki dan fasilitas-fasilitas lain tersedia di dalamnya. Suatu pesona panorama alam menakjubkan yang dapat mengisi "kekosongan jiwa" para pengunjungnya secara sempurna.
Kyai Langgeng adalah sebuah nama yang diambil dari nama salah seorang pejuang di bawah pimpinan Pangeran Diponegoro, satu di antara pahlawan-pahlawan Indonesia yang berjuang dengan gagah berani merebut kemerdekaan melawan penjajah Belanda selama perang Diponegoro (1825 - 1830). Dasar dijadikannya sebuah Taman dengan menggunakan nama Kyai Langgeng karena almarhum dimakamkan di kawasan ini. Makam tersebut masih ada dan terawat hingga saat ini.
Taman Kyai Langgeng dengan luas 27,5 hektare memiliki ratusan koleksi tanaman langka yang bisa dimanfaatkan sebagai obyek penelitian antara lain ada Cempaka Ganda (Mycelia campaca), Dewa Daru (Eugenia Sp), Apel Beludru (Diospiros Rabbola), Nagasari (Mesua Ferrea), Matoa (Pometia Pinata Ireigfost), Ruser (Arthocarpus Sp), Lobi-Lobi (Flacouritia Inermis Roxb) dan masih banyak lagi.
Taman satwa pun tersaji, ada buaya, owa, itik, burung, berbagai jenis ikan dan sebagainya. Rencananya, pada tahun 2012 ini akan dibangun taman reptil yang menampilkan sekitar 70 koleksi reptil eksotis kepada pengunjung Taman Kyai Langgeng.
Fasilitas-fasiltias penunjang yang dimiliki Taman Kyai Langgeng adalah sebuah kolam renang yang dipisah menjadi dua dengan pembatas terapung. Masing-masing untuk anak-anak dengan kedalaman 1 meter dan untuk orang dewasa sedalam 2 meter. Kolam renang ini dilengkapi dengan menara peluncur bergelombang dan tentunya tempat bilas serta ganti.

Di samping itu, pesona lain yang tesedia adalah koleksi patung-patung dinosaurus, gelanggang pemancingan, taman lalu lintas, rumah aquarium, rumah apung, panggung terbuka, arena untuk bermain gokart, sungai untuk arung jeram, bianglala, becak mini, kereta air, jet coaster, kereta mini, komidi putar, anjungan dirgantara, flying fox dll.

Taman Kyai LanggengJl. Cempaka No. 6, Kota Magelang.
Telp. (0293) 364142

Sumber :
http://www.magelangkota.go.id/info-kota/pariwisata/taman-kyai-langgeng
Document Actions

Taman Lansia



Taman Lansia
Deretan rumah dinas TNI AD di Jl. A. Yani yang masih bergaya kolonial menjadi suatu daya tarik tersendiri apabila kita melewati ruas jalan utama ini. Namun sayangnya tanah-tanah kosong yang terdapat di depan rumah dinas ini terkesan kurang terawat karena sebagian hanya ditanami singkong dan sebagian lain dibiarkan begitu saja sehingga ditumbuhi ilalang dan rumput liar.
Pemkot mengubah tanah kosong seluas 3.800 m2 ini menjadi taman bagi para lansia. Taman ini-pun dilengkapi dengan berbagai macam fasilitas seperti lantai pedestrian untuk refleksi yang dilengkapi dengan pegangan tangan, gazebo, kursi taman yang nyaman serta penanaman warna-warni bunga dan pohon perindang sebagai penambah keindahan taman. Diharapkan Taman Lansia ini dapat menjadi tempat bagi para lansia untuk berolahraga, bersosialisasi atau hanya untuk sekedar bersantai. 

Sekda: Pengelolaan Kebersihan Kantor Jangan Karena Adipura

Magelang, 5/10 (ANTARA) - Sekretaris Daerah Pemerintah Kota Magelang Sugiharto mengatakan pengelolaan kebersihan lingkungan kantor pemkot setempat jangan hanya karena terkait dengan penilaian Adipura, akan tetapi menjadi bagian dari budaya para pegawai. 
"Mengelola kebersihan jangan hanya karena ada penilaian Adipura saja, ini harus menjadi bagian dari budaya hidup kita," katanya di Magelang, Jumat. 
Ia menjelaskan, setiap pegawai pemkot setempat memiliki kewajiban untuk menjaga, menata, dan mengelola kebersihan di lingkungan kerja masing-masing. 
Mereka, katanya, harus merawat kebersihan lingkungan kantor sebaik mungkin setiap hari. 
"Memang lingkungan kantor juga akan dinilai terkait dengan Adipura, tetapi belum tentu Kantor Wali Kota saja yang akan dinilai, melainkan secara acak, bisa juga kantor kelurahan maupun kecamatan," katanya. 
Penilaian Adipura untuk Kota Magelang oleh tim dari pusat rencananya pada pertengahan Oktober 2012. 
Pada kesempatan terpisah Kepala Bagian Hubungan Masyarakat, Protokol, dan Sandi Telekomunikasi Pemkot Magelang Bambang Suprawata mengatakan berbagai komponen fisik yang menjadi sasaran penilaian antara lain drainase, ruang penghijauan, pohon peneduh, dan pemilahan sampah. 
"Untuk komponen nonfisik yang dinilai yaitu produk hukum, anggaran, sumber daya manusia, sarana dan prasarana, kelembagaan, serta tingkat pelayanan," katanya. 
Ia menjelaskan tentang terjadinya perubahan penilaian terhadap Adipura Kecana. 
"Untuk penilaian saat ini, jika kabupaten dan kota ingin meraih Adipura Kencana tak perlu berturut-turut mendapat penghargaan Adipura bidang kebersihan tersebut selama lima kali berturut-turut, akan tetapi harus punya inovasi yang manfaatnya bisa langsung dirasakan dan mengena kepada masyarakat," katanya. 
Pada 2012, katanya, Kota Magelang menerapkan inovasi pengolahan limbah sampah cair menjadi energi listrik. Penerapan inovasi tersebut di tempat pembuangan akhir sampah Tegalrejo yang dikelola oleh Unit Pelaksana Teknis Daerah Persampahan Pemkot Magelang. 
(U.M029/B/M028/M028) 05-10-2012 16:08:18 NNNN

Sumber :
http://www.iyaa.com/berita/regional/umum/2163951_2078.html

Iklan Liar Dibersihkan

SPANDUK ‘’Resik-resik Kuto, Kotaku Resik, Rejeki Apik’’ dipasang melintang di Jalan Pemuda. Wali Kota Ir H Sigit Widyonindito MT, kemarin (30/11), bersama segenap instansi pemerintah, TNI/Polri, perusahaan swasta, dan masyarakat serentak melaksanakan Jumat Bersih. Kegiatan yang juga diikuti forum pimpinan daerah, Ketua DPRD HM Hasan Suryoyudho SH MH, pelajar, mahasiswa, pengusaha dan tokoh masyarakat dilaksanakan di Jalan A Yani dan Jalan Pemuda hingga Tugu Adipura. ‘’Selain untuk menciptakan lingkungan kota yang bersih, kegiatan ini juga ajakan kepada masyarakat bahwa kebersihan merupakan tanggung jawab bersama, dan masyarakat punya kewajiban menjaga lingkungan,’’ tutur Sigit. Kegiatan dilaksanakan mulai pukul 07.00, dan peserta Jumat bersih membawa sendiri peralatan mulai sapu, tempat sampah dan sebagainya. Wali Kota dan forum pimpinan daerah ikut pula membersihkan Jalan Pemuda menggunakan sapu. Keramik di sepanjang trotoar Jalan Pemuda ikut pula dibersihkan. Terlebih dulu disemprot air dari mobil pemadam kebaran kemudian disapu hingga bersih. Poster-poster iklan liar yang menempel di tiang listrik, telepon maupun tembok juga dibersihkan. ‘’Kalau kotanya bersih wisatawan yang berkunjung ke sini menjadi nyaman. Diharapkan ke depan makin banyak tamu yang berkunjung ke Kota Magelang. Kegiatan ini juga untuk persiapan menghadapi penilaian Adipura,’’ ungkapnya. Yang terpenting, lanjut Sigit, semangat menciptakan lingkungan bersih harus dimiliki semua lapisan masyarakat. Ke depan bisa menjadi budaya hidup bersih. Kabag Humas, Protokol dan Santel, Sutomo Haryanto SH mengatakan, setelah kegiatan ini diharapkan semua instansi pemerintah, TNI/Polri, swasta dan masyarakat bisa meneruskan di lingkungannya masing-masing. Kegiatan resik-resik juga diharapkan bisa menjalar ke tingkat rukun tetangga (RT), rukun wilayah (RW) hingga ke kelurahan. ‘’Jadi, lingkungan yang bersih seperti yang diharapkan Pak Wali dapat terwujud,’’ harapnya. (Doddy Ardjono-78,15)

Sumber : 
http://www.suaramerdeka.com/smcetak/index.php?fuseaction=beritacetak.detailberitacetak&id_beritacetak=207154

Walikota Magelang Nyapu Jalan



MAGELNG(KRjogja.com) - Kegiatan ‘resik-resik kutha’ digelar di Kota Magelang, Jumat (30/11). Banyak pihak ikut berbaur dalam kegiatan yang bertemakan ‘Kotaku Resik, Rejeki Apik’ tersebut dan diadakan di sepanjang Jalan A Yani hingga Jalan Pemuda, yakni kawasan Shopping Centre Magelang.
Kegiatan ini dimulai sekitar pukul 07.00 WIB. Peserta ‘resik-resik’ terdiri dari unsur pejabat Pemerintah Kota Magelang, TNI-Polri, pengusaha, KONI, karyawan swasta, pelajar, akademisi dan masyarakat masing-masing telah membawa persiapan, mulai dari sapu, dan peralatan lainnya. Walikota Magelang Ir H Sigit Widyonindito MT dan jajaran Muspida ikut turun ke jalan untuk membersihkan sampah di jalan.
"Selain untuk menciptakan lingkungan kota yang bersih, ini juga sebuah ajakan kepada masyarakat, bahwa kebersihan merupakan tanggung jawab bersama, dan semuanya punya kewajiban untuk menjaga lingkungannya agar senantiasa bersih," kata walikota.
Dalam kegiatan tersebut, tidak hanya sampah yang menjadi pusat perhatian. Namun juga kebersihan keramik di sepanjang trotoar.
Keramik yang kotor di bersihkan dengan air dari mobil pemadam kebakaran yang telah disediakan. Selain itu, poster iklan yang menempel di tiang listrik dan telephone maupun tembok di sepanjang daerah yang dilewati juga ikut dibersihkan. (Tha)

Sumber : 
http://krjogja.com/read/152843/walikota-magelang-nyapu-jalan.kr

Incar Adipura, Ratusan Pegawai Toko Emas Bersih-bersih



Incar Adipura, Ratusan Pegawai Toko Emas Bersih-bersihKOMPAS.com/IKA FITRIANARatusan pegawai toko emas di Kota Magelang Jawa Tengah melakukan aksi bersih-bersih alun-alun beberapa waktu lalu. Kegiatan ini merupakan wujud dukungan kepada pemkot dalam upaya meraih penghargaan Adipura 2013.

MAGELANG, KOMPAS.com
 - Ratusan karyawan sebuah toko emas di Kota Magelang Jawa Tengah gotong royong membersihkan kawasan alun-alun Kota Magelang. Ada yang menyapu, mengepel keramik, mencabut rumput liar hingga membersihkan ornamen-ornamen. 

Koordinator pelaksana Dewi mengatakan bahwa kegiatan ini sebagai upaya membantu Pemerintah Kota Magelang mewujudkan kota yang bersih dan nyaman. 

"Kami pilih di alun-alun karena alun-alun sebagai wajah kota harus bersih dan indah, paling tidak nyaman untuk disinggahi oleh siapapun," terangnya, Kamsi (11/10/12). 

"Keramik dan ornamen banyak yang terlihat masih kotor, sehingga kami bersihkan, meskipun belum bisa maksimal," ujarnya lagi. 

Diharapkan Dewi, kegiatan ini bisa mendorong masyarakat Kota Gethuk mencintai lingkungan serta ikut berperan aktif mendukung pemkot menjaga kebersihan kota. Sehingga penghargaan bergengsi kategori kebersihan tingkat nasional, Adipura, bisa kembali diraih Kota Magelang. 

Sementara itu, terkait dengan persiapan penilaian pertama (P1) Adipura yang rencananya akan dilaksanakan sekitar pertengahan Oktober ini, pemkot mulai melakukan peninjauan dan pembenahan di sejumlah titik strategis. Seperti di Jalan Soekaro-Hatta, Terminal Tidar, TPA Sampah Banyuurip, Pasar Kebon Polo, serta di pemukiman-pemukiman. 

"Kami ingin Kota Magelang meraih penghargaan Adipura tahun 2013. Untuk itu butuh kesiapan matang menghadapi penilaian yang dilaksanakan dalam waktu dekat," kata Wakil Wali Kota Magelang Joko Prasetyo.

Sumber :
http://regional.kompas.com/read/2012/10/12/05460134/Incar.Adipura.Ratusan.Pegawai.Toko.Emas.Bersih-bersih

 

PT Pos Indonesia dan Harian Magelang Ekspres Peduli Kali Bening dan Kali Manggis.


Kota Magelang - Sebagai wujud kepedulian terhadap kebersihan dan kelestarian Kali Bening dan Kali Manggis, PT Pos Indonesia bekerjasama dengan Harian Magelang Ekspres mengimbau kepada warga sekitar sungai setempat khususnya, serta warga Kota Magelang pada umumnya untuk dapat saling menjaga kebersihan sungai kebanggaan masyarakat Magelang melalui Kegiatan Gerakan Peduli Kebersihan Kali Bening dan Kali Manggis.
PT Pos Indonesia dan Harian Magelang Ekspres Peduli Kali Bening dan Kali Manggis.
Adapun wujud dari kegiatan itu, PT Pos Indonesia dan Harian Magelang Ekspres memprakarsai pemasangan banner bertuliskan “Jangan Buang Sampah ke Sungai”. Sebanyak 100 banner rencana nya akan dipasangkan disepanjang aliran kedua sungai tersebut. 50 lembar di sepanjang Kali Bening dan 50 lembar lagi di bentangkan dibeberapa titik rawan sampah Kali Manggis.
Pemasangan banner memang sudah dilakukan sejak tanggal 6 Agustus 2012 lalu, namun upacara pembukaan secara simbolis baru dilaksanakan kemarin (9/8), di Jalan Area Kali Bening RW 11 Kelurahan Cacaban Magelang.

Kepala PT Pos Indonesia Cabang Magelang Purgiyanto dalam sambutannya menyampaikan, seiring dengan gencarnya pemerintah kota (Pemkot) Magelang yang tengah berupaya membangun kota dan ingin mewujudkan Magelang sebagai kota sejuta bunga, PT Pos Indonesia berinisiatif untuk bisa mendukung.

“Karena tidak ada alasan lain, PT Pos Indonesia Magelang selama ini mencari nafkahnya disini. Maka sudah sepantasnya turut peduli terhadap kondisi kota,” ujarnya.

Kegiatan ini, lanjut Purgiyanto, diharapkan dapat membangun kesadaran masyarakat agar dapat turut menjaga kebersihan sungai.
Selain memasangkan banner disepanjang aliran sungai Kali Bening dan Kali Manggis, PT Pos Indonesia dan Harian Magelang Ekspres membagikan paket berisikan sembako (sembilan bahan pokok) kepada sebanyak 100 orang warga sekitar sungai yang membutuhkan. Penyerahan dilakukan usai upacara penyerahan banner.
Wali Kota Magelang Ir H Sigit Widiynindito MT, melalui Kepala Dinas Kebersihan Pertamanan dan Tata Kota Ir Eri Widyo Saptoko dalam sambutannya menyampaikan, Pemkot memberikan apresiasi kepada PT Pos Indonesia dan Magelang Ekspres karena sudah turut peduli terhadap kebersihan kota. “Kegiatan semacam ini sangat baik dilakukan, apalagi dilakukan saat pada bulan Ramadan,” papar Eri.
Kali Bening dan Kali Mangis merupakan sungai yang selama ini menjadi kebanggaan masyarakat. Dengan terjaga nya kedua sungai ini, maka dapat menjadikan
Namun, dengan seiring bertambahnya penduduk yang semakin padat, dapat merubah sungai yang dahulu dikenal sebagai sungai yang memiliki debit air yang bersih menjadi kotor. Ditambah lagi dengan masalah sungai yang semakin dangkal. Apabila masyarakat sembarang membuang sampah, maka yang terjadi adalah tercemar dan tersumbat alirannya. Sedimentasi ini harus segera dihentikan.
“Sampah adalah masalah yang besar. Untuk itu butuh kesadaran dari masing-masing warga agar taat membuang sampah. Mari kita sama-sama menjaga kebersihan agar aliran sungai agar kondisinya tetap lancar dan tidak terhambat,” imbaunya. (sumber : Surat Kabar Harian Magelang Ekspres)

Sumber :
http://www.magelangkota.go.id/publikasi/berita-magelang/pt-pos-indonesia-dan-harian-magelang-ekspres-peduli-kali-bening-dan-kali-manggis

Jadikan Kebersihan Menjadi Budaya


Setelah tahun lalu gagal, tahun 2012 Kota Magelang berhasil meraih penghargaan Adipura. "Saya menyampaikan terima kasih kepada warga Kota Magelang yang telah bahu membahu dengan pemkot sehingga berhasil meraih Adipura," kata Wali Kota Ir H Sigit Widyonindito MT, Senin (4/6).
Jadikan Kebersihan Menjadi Budaya
Kemarin, dia langsung berangkat ke Jakarta untuk menerima penghargaan bidang kebersihan dan pengelolaan lingkun­gan yang rencananya diserahkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada peringatan Hari Lingkungan Hidup Se­-Dunia, 5 Juni 2012.
Dia berharap, keberhasilan itu menjadi pemacu untuk terus meningkatkan kebersi­han supaya pada tahun-tahun mendatang Adipura bisa dipertahankan. "Untuk keber­hasilannya saya tetap memohon bantuan seluruh warga Kota Magelang," pintanya.
Mantan Kepala DPU Kota Magelang itu juga meminta jajaran pemkot berikut masyarakat jangan cepat berpuas diri. Kebersihan dan pengelolaan lingkungan harus terus ditingkatkan. "Ke depan keber­sihan bisa menjadi budaya masyarakat. Itu yang men jadi keinginan saya." ungkapnya.
Dia menambahkan, nilai yang diraih Kota Magelang sehingga berhasil meraih Adipura adalah 75 lebih dari nilai minimal 74. Setelah ini target pemkot menjadikan semua lingkungan kampung menjadi bersih, di samping terus meningkatkan kebersihan di berbagai tempat. Seperti perumahan, kawasan pertokoan, perkantoran, terminal dan sebagainya.
Mengenai rencana tempat pembuangan akhir sampah (TPA) milik pemkot di Desa Banyuurip, Tegalrejo, menjadi TPA edukasi, Sigit mengatakan, secara bertahap akan dire­alisasikan. Tahun ini akan dibuat jalan mel­ingkar di TPA berikut fasilitas pendukung lainnya.
Yang sudah selesai dibangun antara lain taman di jalan masuk menuju TPA, penana­man pohon penghijauan, kolam untuk menampung pembuangan leuchate atau lindi (air sampah red) untuk meminimalisasi bau sampah, penanaman warung hidup seperti terong, cabe dan lainnya berikut tana­man obat-obatan keluarga dan tanaman hias menggunakan kompos.

Diajari Buat Kompos
Dengan dijadikan TPA edukasi, selain anak-anak sekolah bisa bermain di lokasi tersebut, mc,re.ka juga diajari mengenai cara membuat kompos untuk tanaman. Diharapkan di rumah mereka bisa membuat kompos sendiri dengan memanfaatkan sam­pah rumah tangga.
Kabag Humas, Protokol dan Santel Drs. Bambang Suprawata menambahkan, selesai menerima Adipura dari Presiden SBY, wali kota langsung pulang ke Kota Magelang melalui Bandara A. Yani, Semarang. Di per­batasan wilayah Kota dan Kabupaten Magelang di Sambung, wali kota disambut pasukan kuning, masyarakat dan jajaran Pemkot Magelang. Selanjutnya dibawa menuju ke Pemkot Magelang dengan kendaraan terbuka. Yang membawa adalah Camat Magelang Utara, Camat Magelang Tengah dan Camat Magelang Selatan.
Anak-anak sekolah juga menyambut di pinggir jalan, berikut drum band di Alun­-alun Kota Magelang. "Pada upacara di pemkot, Wali Kota Magelang menyerahkan Adipura kepada Ketua DPRD mewakili masyarakat, selanjutnya diserahkan kembali kepada camat untuk dikirabkan bergantian di tiap kecamatan, " ujarnya.

sumber berita : Suara Merdeka edisi Selasa, 05 Juni 2012
http://www.magelangkota.go.id/publikasi/berita-magelang/jadikan-kebersihan-menjadi-budaya

Gerakan Jum’at Bersih dan Minggu Bersih di Kota Magelang




Mengapa Ada Keinginan untuk mewujudkan Kota Magelang sebagai Kota Adipura yang bebas DBD ?
Kota Magelang merupakan daerah transit dalam perjalanan menuju kota-kota besar (Semarang dan Yogyakarta) dengan wilayah yang relative sempit ( 3 kecamatan ) dan tidak mempunyai sumber daya alam yang memadai untuk sumber PAD nya, sehingga sektor jasa dan perdagangan menjadi andalan. Kota yang bersih dan tertata rapi menjadi syarat utama untuk menjadikan daya tarik bagi
investor atau pengunjung. Dengan banyaknya orang yang berinvestasi dan berkunjung di Kota Magelang dapat menjadi indikator bahwa Kota Magelang mempunyai nilai jual yang tinggi.
Piala Adipura Kencana sebagai penghargaan tertinggi dalam bidang kebersihan dan penataan kota atau wilayah menjadi pendorong untuk mewujudkan Kota Magelang sebagai Kota Jasa yang sehat. Hal ini menjadi permasalahan tatkala keinginan tersebut tidak dibarengi suatu kebijakan untuk mewujudkannya, apalagi Kota Magelang termasuk daerah endemik penyakit DBD. Sebagai Kota Jasa, Kota Magelang diusahakan menjadi kota yang sehat, dan bebas dari berbagai macam penyakit menular termasuk Penyaktit DBD. Kebijakan Gerakan Jum’at bersih dan Minggu Bersih menjadi pilihan untuk mewujudkan keinginan dalam meraih Adipura bagi Kota Magelang di tahun 2013 sekaligus menjadi pilihan untuk menanggulangi penyakit DBD.
Argumen yang mendukung Gerakan Jum’at Bersih dan Minggu Bersih
Kebijakan Gerakan Jum’at Bersih dan Minggu Bersih dipandang paling cocok dengan kondisi Kota Magelang, karena tidak membutuhkan biaya yang besar. Pemberdayaan masyarakat untuk mewujudkan Kota Magelang menjadi kota jasa yang menarik dapat dilakukan oleh seluruh lapisan masyarakat, baik itu masyarakat pendidikan, masyarakat perkantoran maupun masyarakat umum. Gerakan Jum’at Bersih diperuntukkan bagi masyarakat pendidikan dan perkantoran, dimana pada Hari Jum’at mereka melakukan kegiatan kerja bhakti massal di lingkungan sekolah atau perkantoran. Sedang untuk masyarakat umum, kegiatan kerja bhakti massal dilakukan pada hari Minggu. Dalam kegiatan tersebut juga disertakan kegiatan PSN (Pemberantas Sarang Nyamuk) 3M ( Menguras, Mengubur dan Menimbun) untuk penanggulangan KLB penyakit DBD.
Dibandingkan dengan pilihan kebijakan yang lain seperti Penambahan anggaran kebersihan kepada Dinas Kebersihan maupun Kegiatan kerja bhakti massal sebelum penilaian Adipura, kebijakan terpilih lebih efektif dan efisien. Efektif, karena dengan kebijakan tersebut diharapkan akan menumbuhkan rasa empati masyarakat kepada wilayahnya dan kebersihan kota dapat terpelihara. Efisien, karena kegiatan tersebut tidak membutuhkan biaya yang besar untuk melaksanakannya.
Efektifkah kebijakan Gerakan Jum’at Bersih dan Minggu Bersih ini?
Kebijakan ini dirasa efektif bila sudah menjadi kebiasaan seluruh lapisan masyarakat. Namun demikian jika kebijakan ini dilakukan hanya untuk meraih penghargaan Adipura, kemudian setelah itu berhenti maka kebijakan ini menjadi tidak efektif. Penyebaran penyakit DBD pun tidak bisa ditanggulangi jika kegiatan kerja bhakti dan pemberantasan sarang nyamuk hanya dilakukan insidentil bukan terus menerus. Gerakan Jum’at Bersih dan Minggu Bersih dianggap efektif karena dilakukan setiap minggu sekali, mengingat siklus kehidupan nyamuk dari telur menjadi nyamuk dewasa berkisar antara 7 s/d 14 hari. Sehingga sebelum menjadi nyamuk, jentik-jentik nyamuknya sudah mati / musnah terlebih dahulu.
Apa akar masalahnya tepat?
Karena kegiatan kerja bhakti massal merupakan gerakan yang menyadarkan setiap orang untuk berperilaku bersih dan sehat, maka perlu proses yang lama untuk menjadi kebiasaan. Dengan dilakukannya setiap minggu sekali, baik itu hari Jum’at maupun hari Minggu diharapkan akan menjadi kebiasaan / perilaku yang melekat pada kehidupan masyarakat Kota Magelang. Jadi kebijakan tersebut tepat bila ditinjau dari akar permasalahan munculnya kebijakan ini yaitu masih kurangnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) ditatanan masyarakat.

Sumber :
http://healthpolicys2ugm.wordpress.com/2012/11/28/gerakan-jumat-bersih-dan-minggu-bersih-di-kota-magelang/